“ISIS” DARI MASA KE MASA

(Tafsir Alqur’an Surah at-Taubah ayat 32)

 

Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai. (TQS. At Taubah [9] : 32)

            Imam Ibnu Katsir menyatakan bahwa orang-orang kafir baik dari orang-orang Musyrik maupun ahlul kitab hendak memadamkan cahaya (agama) Allah yakni memadamkan apa yang dibawa oleh Rasul-Nya berupa petunjuk dan agama yang benar. Hal itu semata-mata perdebatan dan fitnah yang dibuat oleh mereka. Maka demikianlah Allah mengutus Rasul-Nya untuk menyempurnakan dan menjelaskannya.

Imam Ali as-Shobuni dalam kitab shofwatu at-Tafasir menyatakan bahwa orang-orang kafir baik dari orang-orang Musyrik maupun ahlul kitab hendak memadamkan cahaya Islam dan Syariat Nabi Muhammad Saw dengan mulut-mulut mereka yang hina semata-mata adalah karena perdebatan dan fitnah mereka. Sedangkan Islam adalah cahaya yang ditetapkan oleh Allah sebagai lampu penerang bagi makhluk-Nya.

Perdebatan Seputar ISIS

Ada banyak prediksi dan analisa berkaitan tentang IsIs antara lain : terdapat pernyataan yang menyatakan bahwa ISIS adalah kelompok militan sunni untuk melawan kekuatan syi’ah. Adapula yang menyatakan bahwa ISIS adalah kelompok sempalan al-Qaeda sebagaimana yang telah difatwakan Lembaga Fatwa Mesir. Terdapat pula analisa yang menyatakan bahwa ISIS adalah khawarij diluar sunni dan syiah yang mengklaim telah menegakkan Khilafah. Analisa berkaitan dengan ISIS adalah khawarij akhirnya menjadi perdebatan panjang di media jejaring sosial.

Selain itu terdapat pula pernyataan bahwa ISIS adalah ciptaan Israel dan AS untuk merusak kepentingan Rusia di Timur Tengah. Hal ini sebagaimana pernyataan Alexander Prokhanov, Seorang pembantu Presiden Rusia Vladimir Putin. Bahkan, dalam sebuah wawancara dengan televisi pemerintah Iran, Ahad (7/12), Prokhanov mengatakan bahwa agen-agen Mossad (Dinas Intelijen Israel) adalah orang-orang yang melatih para militan ISIS di Suriah dan Irak. Pernyataan yang sama dilontarkan oleh Edward Snowden, Mantan karyawan Kontrak US National Security Agency (NSA), seperti dilansir Global Research, menyebut ISIS sebagai produk kerjasama antara Inggris, Amerika Serikat dan Israel dengan tujuan menciptakan sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstrimis dunia dalam satu tempat yang dinamakan “Operation The Hornet Nest”  atau “Operasi Sarang Lebah”.

Bahkan yang mengejutkan, menurut dokumen yang dirilis oleh Snowden, satu-satunya solusi untuk melindungi negara Yahudi itu adalah dengan menciptakan musuh di dekat perbatasannya. Bocoran informasi rahasia ini juga mengungkapkan bahwa pemimpin ISIS dan Abu Bakar Al-Baghdadi merupakan jebolan program pendidikan Mossad. Dia diketahui pernah mengikuti pelatihan militer intensif selama satu tahun di bawah kendali Mossad, selain program dalam bidang teologi. Dalam dokumen NSA juga dinyatakan bahwa operasi “sarang lebah” bertujuan melindungi entitas Zionis dengan menciptakan slogan-slogan agama dan Islam.

sebuah pernyataan mengejutkan juga dilontarkan mantan Menlu AS Hillary Clinton. Dalam buku terbarunya, “Hard Choice”, Hillary mengakui bahwa gerakan tersebut dibentuk oleh AS bersama sekutunya untuk membuat Timur Tengah senantiasa bergolak. Demikian dilansir harian Mesir, Elmihwar. Dikatakan, ISIS dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013 oleh pemerintah AS bersama dan negara-negara barat sekutunya demi memecah belah Timur Tengah melalui gerakan “Arab Springs“. Ia mengungkapkan, “Kami telah mengunjungi 112 negara sedunia. Lalu kami bersama-sama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah Negara Islam (Islamic State/IS) saat pengumuman tersebut,” tulis Hillary.

Disisi lain sebagaimana disebutkan dalam Arrahmah.com, bahwa Putri Saddam Hussein, mantan Presiden Irak, Raghad Hussein, merilis sebuah foto sebuah kendaraan militer Irak pada halaman Facebook-nya dan menyatakan bahwa: Daulah Islam Irak dan Syam atau Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) dan Partai Ba’ath itu satu. Ia menulis, “Mobil-mobil Maliki ada di tangan Baath”. Ia juga mengungkapkan kepada media bahwa dirinya sedang mempertimbangkan untuk kembali ke negaranya.“Saya senang dengan keberhasilan ini dan saya akan kembali ke Baghdad.”

ISIS Efek Negatif

Dari banyaknya prediksi dan analisa yang berkembang, entah mana yang benar, yang jelas keberadaan ISIS telah digunakan oleh sekelompok orang  untuk menimbulkan efek negatif dengan melakukan kriminalisasi terhadap simbol-simbol Islam. Hal ini misalnya terdapat realita bahwa siapa saja yang membawa bendera atau mengenakan baju bertuliskan “Laailaaha illallah, Muhammadur Rasulullah” dinilai sebagai pengikut ISIS. Padahal, tidak terbukti sama sekali ia sebagai pengikut ISIS.

Disisi lain, ada pula yang melakukan kriminalisasi terhadap ide-ide Islam. Akhirnya, Syariah Islam, Khilafah dan Jihad dianggap sebagai ide yang identik dengan kekerasan tanpa memahami makna yang lebih jauh  tentang makna-makna tersebut. Padahal, Syariah Islam, Khilafah dan Jihad adalah kewajiban kaum muslim untuk menerapkannya dalam tatanan kehidupan. Sehingga, siapapun yang meneriakkannya secara lantang akan kewajiban tersebut dianggap ISIS yang membahayakan Indonesia. Padahal, buku-buku fiqih Islam telah banyak menjelaskan hal-hal tersebut.

Dengan dua hal diatas, akhirnya kaum Muslim phobia terhadap dakwah Islam. Ekstrakurikuler diberbagai sekolah dianggap lahan subur berkembangnya ideologi ISIS. Kegiatan keagamaan yang membicarakan syariah Islam harus diwaspadai, ditambah lagi, terdapat pernyataan bahwa istilah khilafah dan jihad bukan berasal dari “Islam Indonesia yang rahmatan lil ‘alaamiin”. Semuanya menggambarkan ketakutan sekelompok orang terhadap tuduhan bahwa ia termasuk dalam kategori ISIS. Seolah-olah ada pernyataan yang tidak tertulis “Islam Indonesia, berbeda dengan Islam di tempat lain terutama di Timur Tengah” padahal, Kaum Muslim di Indonesia adalah bahagian dari Kaum Muslim di dunia manapun.

Khatimah

Sesungguhnya ancaman nyata bagi Indonesia adalah ideologi Kapitalisme dengan kebijakan Neo Liberalisme yang sudah memakan korban jutaan umat manusia di dunia. Munculnya kebijakan yang berpihak pada Barat, mengakibatkan Indonesia terjajah secara ekonomi. Akhirnya Kemiskinan semakin memprihatinkan, pendidikan semakin mahal, layanan kesehatan semakin buruk, hutang semakin membengkak. Disisi lain dampak dari ideologi kapitalisme tersebut menjadikan Indonesia sebagai negeri darurat zina, negeri darurat narkoba, negeri darurat korupsi, dan negeri gawat darurat yang lain, tanpa mampu untuk keluar dari jeratan “gawat darurat” tersebut.

Ala kulli hal, ancaman Nyata Bagi Indonesia sebenarnya Bukan ISIS yang tidak jelas statusnya, maupun Teroris yang masih samar “permainannya”,  akan tetapi ancaman yang betul-betul telah menggurita di Indonesia adalah Neo-Liberalisme dan Neo-Imperialisme yang dipaksakan Barat dalam rangka menjajah Indonesia. ISIS hanyalah “retorika permainan” yang dimainkan oleh agen-agen Barat yang ada di Indonesia untuk menciptakan ketakutan terhadap slogan-slogan agama dan Islam. Sehingga, penjajahan gaya baru yang dimainkan Barat di negeri ini tetap langgeng sepanjang masa.

Dalam rangka itulah Allah Swt berfirman Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka.”,sehingga, dalam rangka itul pulalah “ISIS” sebagai bentuk dan slogan akan tetap ada sepanjang masa dalam bentuk dan slogan yang berbeda dalam rangka menimbulkan ketakutan bagi umat Islam sekaligus sebagai alat untuk melegitimasi adalah aliran garis keras di tubuh kaum Muslim yang ingin menerapkan syariah dan khilafah. Karenanya pihak Barat khawatir, bila syariah dan khilafah berhasil diterapkan di Indonesia, maka penerapannya akan mampu  mengusir penjajahan Barat dari dunia Islam. Wallahu a’lam bi ash-showab.

Oleh : Muhammad Fatih al-Malawy
Ketua Lajnah Tsaqafiyyah Hizbut Tahrir Indonesia Sumatera Utara